bagaimana cara menunjukkan ketaatan kepada allah swt
Besaranwaktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tempat tujuan dan jumlah rekaat salat jamak qasar 1.Selama ini Anda mungkin tidak menyadari bahwa kedua orang tua bersusah bekerja untuk Anda demi mendapatkan penghasilan yang halal.
Artikelkali ini juga mengupas mengenai Sebutkan Dua Sifat Yang Menunjukkan Ketaatan Malaikat Kepada Allah Swt, BAB 5 BERIMAN KEPADA RASUL ALLAH PETA KONSEP, Bagaimana Hukum Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW - Kendalmu dan juga Sebutkan Dua Sifat Yang Menunjukkan Ketaatan Malaikat Kepada Allah Swt, Hadits Tentang Akhlak Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Sebagianulama yang berpendapat bahwa nazar merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT, salah satunya karena mereka menggunakan dalil sebagai berikut, " (Yaitu) mata air (dalam surga) yang dari padanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.
Site De Rencontre Avec Homme Americain.
Assalamualaikum dan Selamat sejahtera, Syukur merupakan pengiktirafan terhadap kurniaan Tuhan dengan memujinya. Hakikatnya menzahirkan atas kesan nikmat pada lidah, hati dan anggota badan di mana lidah memuji, hati mengiktiraf dan anggota badan melakukan mengikut apa yang diredhai-Nya. Syukur pada istilah ialah seorang hamba menggunakan semua nikmat kurniaan Allah kepadanya untuk mentaati-Nya. Bersyukur adalah diperintahkan oleh Tuhan. Allah SWT berfirman وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّـهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ MaksudnyaBersyukurlah akan nikmat Allah, jika benar kamu hanya menyembah-Nya semata-mata. Surah al-Nahl 114 Dalam menjawab persoalan di atas, kami sebutkan seperti berikut Hendaklah memuji Allah SWT di atas segala nikmat yang telah dikurniakan. Ini sepertimana ungkapan Nabi Allah Sulaiman AS هَـٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ Maksudnya“Ini ialah dari limpah kurnia Tuhanku, untuk mengujiku adakah aku bersyukur atau aku tidak mengenangkan nikmat pemberian-Nya.” Surah al-Naml 40 Allah SWT berfirman dalam Surah al-Dhuha وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ MaksudnyaAdapun nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau sebut-sebutkan dan zahirkan sebagai bersyukur kepadaNya. Imam al-Qurtubi dalam mentafsirkan ayat ini berkata “Sebarkanlah apa yang Allah SWt kurniakan kepada kamu dengan perasaan syukur dan pujian kepada Allah. Menyebut-nyebut pelbagai nikmat Allah dan mengiktiraf nikmat tersebut adalah satu bentuk kesyukuran.” Lihat al-Jami’ li Ahkam al-Quran , 20/102 Lakukanlah amalan-amalan sebagai satu bentuk dan tanda kesyukuran. Allah SWT berfirman اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا Maksudnya“Beramallah kamu wahai keluarga Daud untuk bersyukur!” Surah Saba’ 13 Ibn Kathir berkata Iaitu, Kami katakan kepada mereka “Beramallah kamu sebagai tanda bersyukur atas segala nikmat yang diberikan kepada kamu dalam agama dan dunia. Perkataan ” شُكْرًا” adalah masdar yang bukan dari fi’il اعْمَلُوا atau ia adalah dalam bentuk maf’ul lahu مفعول له. Atas asas kedua-dua taqdir tersebut, menunjukkan bahawa syukur boleh dilakukan dengan perbuatan serta perkataan dan niat. Abu Abd al-Rahman al-Hubuli berkata “Solat adalah syukur, puasa adalah syukur dan setiap kebaikan yang dikerjakan kerana Allah SWT adalah syukur. Seafdhal-afhal syukur adalah pujian.” Beliau dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahawa Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi berkata “Syukur adalah takwa kepada Allah SWT dan beramal soleh.” Ini dikatakan bagi orang yang sedang berusaha melakukan perbuatan. Demikian juga keluarga Daud AS, mereka menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT dengan perkataan dan perbuatan. Lihat Tafsir al-Quran al-Azim, 6/500 Rasulullah SAW bersabda “Solat yang paling dicintai oleh Allah adalah solat Nabi Daud AS. Puasa yang paling dicintai oleh Allah ialah puasa Nabi Daud AS. Beliau tidur setengah malam, kemudian bangun solat sepertiga malam dan tidur lagi seperenam malam. Beliau berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari secara berselang seli. Riwayat al-Bukhari 1131 dan Muslim 1159 Bangun menunaikan solat malam Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan daripada Aisyah Nabi SAW berdiri solat malam sehingga pecah kedua kaki Baginda. Lalu beliau bertanya kepada Baginda SAW “Kenapa engkau lakukan ini, hai Rasulullah? Bukankah Allah SWT telah mengampunkan dosamu yang telah lalu dan akan datang? Lalu Baginda SAW menjawab Maksudnya“Wahai Aisyah! Tidakkah engkau menyukai aku menjadi hamba yang bersyukur.” Riwayat al-Bukhari 4837 Akhir kalam, marilah kita melazimi dengan berdoa sepertimana doa Nabi Allah Sulaiman AS رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ MaksudnyaWahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmatMu yang Engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku, dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau redai; dan masukkanlah daku – dengan limpah rahmatMu – dalam kumpulan hamba-hambaMu yang soleh”. Surah al-Naml 19 Semoga Allah SWT menjadikan kita daripada kalangan hamba-hamba-Nya yang bersyukur. Amin. Mufti wilayah
JAKARTA - Seorang Muslim sudah seharusnya menjaga ketaatan dirinya kepada Allah SWT. Lalu bagaimana meningkatkan kecintaan kita kepada Allah SWT? Tujuan dari kredo Islam adalah menjaga hubungan ini semurni mungkin yang ditunjukkan dalam niat dan perbuatan. Sebagaimana dilansir dari laman About Islam, ada empat cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan rasa kecintaan Muslim kepada Tuhannya. Rasa cinta dan takut Kekuatan hubungan ini didasarkan pada dua faktor cinta dan ketakutan. Cinta yang dimiliki seseorang kepada Sang Pencipta yang membuat seseorang ingin menaati kewajiban seperti berdoa atau berpuasa. Ini adalah cinta untuk Sang Pencipta yang akan membuat seseorang ingin menjadi dekat dengan segala sesuatu yang dikaitkan dengan Pencipta ini atau setiap tindakan yang akan membawanya lebih dekat ke saat yang sama, ketakutan akan ketidakpuasan Sang Pencipta akan menjauhkan seseorang dari apa yang dilarang atau tindakan apa pun yang menjadi larangan-Nya. Untuk memiliki hubungan terbaik dengan Tuhan, seseorang harus memiliki cinta dan ketakutan dan kedua emosi harus seimbang dengan yang lain. Beberapa kalangan mengatakan di masa kemakmuran dan kesejahteraan, ketakutan seseorang harus lebih kuat. Juga, di saat-saat kesulitan dan kesusahan, cinta seseorang harus lebih kuat daripada rasa takut seseorang untuk mencegah jatuh ke dalam pesimisme dan AlquranBeberapa saudara dan saudari kita beralih ke Alquran ketika membutuhkan lebih banyak inspirasi agar mendapatkan petunjuk Allah SWT. Ini keputusan yang baik yang hanya bisa kita setujui dan yang hanya bisa kita cara pendekatan yang digunakan seseorang untuk membaca Alquran dapat berbeda dari orang ke orang dan sangat mempengaruhi dampaknya. Dalam banyak kasus, orang berusaha membaca Alquran sebanyak mungkin sesuai jadwal mereka. Dan mereka dapat merujuk pada kehidupan para sahabat, yang biasa membaca seluruh Alquran hanya dalam hitungan seperti halnya semua hubungan, kualitaslah yang penting, bukan kuantitas. Jika seseorang membaca Alquran sebanyak yang dia bisa, namun apa yang dibaca tidak mengarah pada refleksi diri atau kontemplasi, maka dia kehilangan tujuan dari harus merujuk pada kehidupan para sahabat. Ketika mereka akan membaca Alquran, mereka tidak hanya akan membaca ayat keras-keras tetapi juga akan secara langsung berupaya mempraktikkan bimbingan dari ayat atau ayat-ayat ini. Ketika ini pola pikirnya, Alquran bukan lagi sebuah buku yang dapat dibaca seperti buku lainnya, tetapi menjadi dasar dari tindakan dan perbuatan seseorang. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Sebagai manusia, Allah menciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT sekaligus untuk diuji kelak untuk menentukan nasib hidup manusia selanjutnya di akhirat. Untuk bisa menjalankan tujuan tersebut tentu saja manusia wajib untuk memiliki iman dan taqwa agar ia mampu juga mau menjalankan segala perintah Allah dengan sebaik-baiknya. Jika itdak, tentu akan mendatangkan kemalasan untuk melaksanakan segala perintah Allah adanya iman dan taqwa manusia tidak akan bisa menjalankan kehidupan dengan ridho dan petunjuk Allah SWT. Untuk itu, iman dan taqwa mampu menyelamatkan kita bukan hanya di dunia namun juga kelak di akhirat. Untuk itu, ia adalah pondasi kehidupan yang hidup tanpa iman dan taqwa ia seperti rumah tanpa pondasi dan akar yang kuat. Ia akan mudah rapuh, rapuk, dan bahkan tidak akan bisa melindungi orang yang menghuni rumah. Begitupun iman dan taqwa dalam diri manusia. Ia akan melindungi dari segala macam kesesatan, keterperukan, dan berbagai bencana lainnya dalam hidup bisa meningkatkan iman dan taqwa ada berbagai cara dan jalan yang bisa dilakukan. Rukun Iman, Rukun Islam , dan Fungsi Agama tentunya menjadi adalah makhluk yang sering lalai dan tidak awas diri, untuk itu masalah iman dan taqwa pun juga bisa menurun tanpa mengenal waktu. Berikut adalah 20 cara agar manusia dapat meningkatkan iman dan taqwanya dalam Shalat Untuk bisa meningkatkan iman dan taqwa salah satu caranya adalah dengan memperbaiki shalat. Shalat saja tidak cukup, melainkan membutuhkan shalat khusuk dan berkualitas. Itulah shalat yang mencerminkan keimanan dan mengenai shalat juga disampaikan dalam ayat sebagai berikut, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab Al Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan- perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” QS Al Ankabut 45Selain shalat wajib juga bisa melaksanakan shalat sunnnah seperti Shalat Taubat , Shalat Lailatul Qadar, Shalat Malam Sebelum Tidur , Al-Quran Darimana kita bisa meyakini dan memiliki ketaqwaan kepada Allah? Tentu saja sumbernya adalah Al-Quran yang memberikan kita petunjuk. Untuk itu dalam meningkat iman dan taqwa membaca sumbernya adalah jalan yang tepat. Dengan membaca Al-Quran bukan berarti membaca teksnya, melainkan mentadaburi isinya, dan menjadikannya Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan Sehari-hari serta Fungsi Al-quran Bagi Umat ini sebagaimana Allah sampaikan dalam Surat Yunus ayat 37, “Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi Al Quran itu membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, diturunkan dari Tuhan semesta alam.”.Untuk itu, tadabur Al-Quran adalah sesuatu yang wajib dilakukan dan ketika sudah mempelajarinya maka akan muncul keyakinan dan tidak ada keraguan dengan Orang Shaleh Salah satu Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa yaitu bercengkrama dengan orang saleh. Orang shaleh memupuk iman, sedangkan bersamanya maka kita akan termotivasi dan semangat menjalankan segala perintah-perintah Allah. Manusia makhluk sosial, membutuhkan teman dan pendampingan agar hidupnya berwarna dan terdapat dorongan yang berasal dari orang-orang yang shaleh. Bentuklah interaksi bersamanya dan biarkan kita bersosialisasi dan saling mengingatkan kebaikan dengan mereka untuk membantu kita tetap dalam keimanan kepada Allah Buku-Buku Islam Salah satu sumber keimanan adalah ilmu yang kita miliki. Adanya kebermanfaatan ilmu membuat iman dan taqwa kita semakin bertambah. Salah satunya dengan membaca buku-buku islam yang diwariskan ulama atau orang berilmu secara benar lainnya. Ilmu Tasawuf Modern, Ilmu Tauhid Islam, dan Ilmu Kalam dalam Islam bisa juga dipelajari karena sebagai bagian dari ilmu yang membentuk pondasi Ilmu Pengetahuan “Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab wahyu yang bercahaya” QS Al Hajj 8Ilmu di dunia ini segalanya milik Allah. Yang benar adalah milik Allah, hanya manusia saja kadang tidak menangkapnya secara seksama dalam kehidupan sehari-hari. Membaca ilmu pengetahuan dan mempelajarinya akan membuat kita semakin tunduk dan takjub, karena ilmu manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan yang Allah manusia hanya setetes dari luasnya samudera. Hal ini karena Islam dan Ilmu Pengetahuan tentu saling mendukung bukan Alam SemestaAlam semesta jagad raya ini adalah milik Allah SWT. Untuk itu, mentadaburi alam semesta juga salah satu Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa. Aktivitas ini membuat kita semakin yakin dan takjub akan segala ciptaan Allah SWT. Dengan mempelajari kebesaran Allah dan segala isinya, maka keyakinan dan ketaqwaan kita kepada Allah juga akan semakin ini juga disampaikan Allah dalam QS Fushilat ayat 37, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.”Membandingkannya dengan Kepercayaan Lain Salah satu metode yang bisa digunakan untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kita adalah dengan cara membandingkan ajaran islam dengan ajaran lain tentu dengan metode dan ilmu yang benar. Dengan begitu kita akan mendapatkan bahwa islam yang Allah turunkan adalah bentuk yang paling baik dan sempurna dibandingkan dengan ajaran lainnya. Dengan perbandingan maka akan terlihat yang unggul, maka kita akan bisa menmabah keyakinan kita dan kebanggan kita dalam Perintah Allah Secara KonsistenMenjalankan perintah Allah tentu akan memiliki dampak. Untuk itu, merasakan manfaat dan kebermaknaan dari perintah Allah hanya akan didapatkan ketika kita benar-benar menjalankannya. Misalnya saja, ibadah puasa sebagai bentuk pelatihan diri. Kita tidak akan bisa merasakan manfaat puasa terhadap kesehatan jika tidak melaksanakan amalan ibadah puasa itu tinggi dan sering kita melaksanakan perintah Allah maka akan semakin tinggi pula kita merasakan kebermaknaan akan nilai-nilai islam dan kebermanfaatannya bagi diri Informasi Manfaat atau Dampak dari Perintah AllahCara Meningkatkan Iman dan Taqwa juga dapat di dapat saat kita mau mencari informasi. Semakin kita mengetahui apa manfaat atau dampak yang bisa kita ambil dari sebuah perintah, maka kita akan semakin bersyukur dan merasakan bahagia karena apa yang diperintahkann untuk dijalankan oleh Allah SWT adalah sesuatu yang menyelematkan dan membahagiakan. Untuk itu, kita harus dapat mencari dan menggali informasi mengenai sebuah perintah agar keimanan dan ketaqwaan semakin Evaluasi DiriSebelum melakukan peningkatan biasanya maka diperlukan evaluasi terlebih dahulu. Untuk bisa terus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan tentu manusia juga harus melaksanakan evaluasi diri. Evaluasi ini adalah untuk mengukur sejauh apa kita telah beriman dan melaksanakan perintah Allah. Evaluasi harus dijalankan oleh diri sendiri bukan oleh orang lain. Untuk itu, yang mengukurnya adalah diri kita sendiri, karena diri lah yang lebih tau bagaimana keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Lingkungan yang Buruk Jika kita merasa belum bisa untuk beradabtasi dan menghindari segala kemaksiatan, maka pilihan kita bisa menjauhi lingkungan tersebut sampai kekuatan iman dan taqwa kita meningkat. Menjaga diri lebih baik ketimbang harus tetap berada dalam lingkungan yang membuat diri kita semakin tetapi, menjauhi lingkungan yang buruk bukan berarti kita harus bersikap eksklusif sehingga tidak ada interaksi sosial dengan manusia lainnya. Allah sendiri menyuruh kita untuk bersosialisasi dan bersyiar agar tercitrakan islam yang baik di Terlena dengan Kehidupan DuniaDunia bisa menawarkan kebahagiaan ataupun kesedihan walaupun semuanya hanya sementara. Untuk itu, menjaga dan meningkat keimanan dan ketaqwaan dapat kita lakukan dengan cara menjaga diri agar tidak terlena dengan kehidupan dunia. Biasanya dengan terlena kehidupan dunia, kita juga lupa dengan Allah dan perintahnya. Untuk itu, berhati-hati baik dalam kondisi apapun agar tidak terjebak pada urusan duniawi itu bisa juga kita mempelajari bagaimana cara sukses di Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam agar tidak salah menempatkan dunia dalam Majelis Ilmu Menghadiri majelis ilmu adalah cara juga agar keimanan dan ketaqwaan kita bisa meningkat. Majelis ilmu tentu akan memberikan kita banyak hikmah dan juga pencerahan. Bagaimanapun, ilmu selalu kita butuhkan dan membuat diri kita semakin baik setiap saat. Hadirilah majelis ilmu, yang membahas ilmu islam, ilmu pengetahuan yang bermanfaat, agar kebesaran Allah semakin hadir dalam diri ini juga disampaikan dalam Al-Quran , “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS Al Mujadilah 11Menjauhi Stimulus KemaksiatanMenjaga keimanan tentu sama dengan menjaga diri dari perbuatan maksiat. Jauhi kemaksiatan dan jadikan diri ini kuat terhadap stimulusnya. Jika tidak ingin dihampiri oleh kemaksiatan maka stimulusnya pun dari awal sudah harus kita Akal dan Menjauhi Hawa Nafsu “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.” QS Ar-Rum 24Ayat tersebut menunjukkan bahwa keimanan dan rasa takut kepada Allah hanya akan muncul jika kita menggunakan akal dengan benar. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita bukan hanya persoalan spiritual tapi membutuhkan daya pikir dan nalar yang baik. Untuk itu, dalam meningaktkan keimanan maka dibutuhkan terus menerus mengasah akal agar akal kita tunduk kepada yang benar bukan kepada hawa nafsu Syukur, Menjauhi Mengeluh Memperbanyak syukur dan menjauhi mengeluh bisa juga meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita. Syukur berarti kita selalu mencari nikmat dan rezeki Allah di setiap saat dalam kondisi apapun. Dengan begitu kita bisa tetap yakin bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita dan senantiasa membantu kita untuk mendapatkan nikmat dan rezeki yang Dzikir Dengan berdzikir artinya kita sedang mengingat Allah. Dzikir tidak selalu dalam bentuk bacaan yang panjang atau dalam berbagai hitungan. Berdzikir mengingat Allah bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Mengingat segala hukum Allah, hukum pengetahuan yang ada di alam ciptaan Allah ataupun adzab atau hukuman Allah. Untuk itu, orang yang berdzikir akan mendekati kepada Allah dan semakin cinta akan syariat Hiburan yang BermanfaatSetiap manusia tentu saja membutuhkan hiburan. Hiburan tentu tidak ada salahnya selagi hiburan tersebut bermanfaat. Untuk itu, meningkatkan keimanan bisa dengan kita melakukan hiburan yang bermanfaat dan menjalankan hiburan tanpa harus meninggalkan perintah Allah Sunnah Rasul “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. Mereka mengatakan “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun dengan yang lain dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan “Kami dengar dan kami taat.” Mereka berdoa “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” QS Al Baqarah 285Dalam ayat diatas, menunjukkan bahwa mengikuti sunnah Rasul adalah cara yang bisa juga dilakukan untuk meningkatkan iman dan taqwa. Sunnah rasul atau apa yang Rasulullah lakukan sejatinya adalah jalan-jalan yang diarahkan menuju Ridho Allah SWT. Untuk itu, muslim yang mengikuti sunnah rasul tentu akan mendapatkan juga jalan dan arah yang sama sebagaimana Hidup yang Allah Berikan Iman dan taqwa yang kuat serta senantiasa meningkat hanya akan didapatkan oleh orang-orang yang menikmati hidup dari Allah SWT. Mereka akan mendapatkan keimanan dan ketaqwaan karena merasakan hidup yang penuh syukur, nikmat, pertolongan Allah, dan rezeki. Mereka yang merasakan ini tentu akan mendapatkan kenikmatan hidup dunia dan ini juga disampaikan dalam ayat berikut, “Dan Kami telah memberikan kepada mereka di antara tanda-tanda kekuasaan Kami sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata” QS Adh Dhukan 33Kunci Meningkatkan Iman dan TaqwaKunci dari semua jalan meningkatkan iman dan taqwa adalah menjalankan semuanya secara bertahap, konsisten, sungguh-sungguh, niat yang lurus dan selalu berusaha untuk mencari lingkungan atau proses kondisi diri yang baik. Bagaimanapun juga manusia memiliki kelemahan dan semua itu harus dicoba dengan pengondisian konsisten yang tinggi tentu saja iman dan taqwa tidak akan meningkat, justru malah stagnan atau bahkan melemah. Maka itu iman dan taqwa jika ingin meningkat ia harus dipupuk terus menerus, dipelihara dan jangan sampai terperosok jurang kesesatan yang lebih itu, umat islam harus senantiasa mengingat bahwa sekali terpuruk maka syetan akan selalu menggoda untuk jatuh lebih dalam. Sebelum terpuruk, maka jangan sampai kita mendekati atau menyentuh lingkaran yang dibuat oleh setan untuk menjebak manusia. Hal ini sebagiamana juga disampaikan dalam ayat,“Sesungguhnya orang-orang yang menukar iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun; dan bagi mereka azab yang pedih.” QS Ali Imran 177Semoga umat islam selalu dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT sehingga bisa selamat dalam menjalankan hidup di dunia dan Islam TerkaitAmalan Sunnah di Malam JumatCara Agar Tetap Istiqomah di Jalan AllahHikmah Silaturahmi Keutamaan BersedekahKeutamaan Malam Nisfu Sya’banCara Menjaga Pandangan Menurut IslamIstiqomah Dalam IslamManfaat TawakalBacaan Doa Shalat Tahajud
Assalamu’ dalam salah satu tausiyah Buya menjelaskan proses perkembangan keta’atan hamba Allah Swt kepada Choliqnya, mohon penjelasannya Buya. Terima JawabanWa'alaikumussalam Wr. keta’atan seorang hamba Allah dapat dipetik dari surah Faatir ayat, 31- 32 yang artinya, ”Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu Muhammad yaitu Kitab Al-Quran itulah yang benar, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sungguh Allah benar-benar Maha Mengetahui, Maha Melihat keadaan hamba-hambaNya. Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih diantara hamba-hamba Kami, lalu diantara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.” Dalam menfsirkan ayat di atas, Syamsuri Badawi menjelaskan dari sudut syari’at, bahwa Pertama; pada mulanya seseorang hamba Allah dikelompokkan kepada Zolimun linafsihi, yaitu dalam ibadahnya mereka ini masih sebatas melaksanakan yang fadlu-fardlu saja. Jika dianalogkan dari sudut pandang Tasawuf mereka ini termasuk dalam kelompok ALLAZI YA’BUDULLAHA LIDDUNYA. Artinya mereka ini masih lebih didominasi urusan kepentingan duniawi saja. Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini Kedua, mereka yang dikelompokkan kepada Muqtasid, mereka yang dalam beribadah sudah memulai dengan yang sunnat-sunnat, namun belum secara berkesinambungan. Apabila ditinjau dari sudud pandang Ilmu Tasawuf, mereka ini termasuk ALLAZI YA’BUDULLAHA LIL AKHIRAH. Artinyamereka sudah menyiapkan untuk kepentingan di akhirat. Ketiga, Saabiqu bil khairot, yaitu mereka yang beribadah kepada Allah Swt. Bukan hanya melakukan yang fardlu-fardlu saaja, akan tetapi yang sunnat-sunnat secara berkesinambungan. Jika ditinjau dari sudud pandang Ilmu Tasawuf, mereka ini dalam kelompok ALLAZI YA’BUDULLAAHA LIWAJHIL KARIIM. Mereka sudah termasuk dalam kelompok AULIYAA ALLAH. Ini atas izin Allah Swt. Bagaimana kiatnya supaya memperoleh izin hendaklah membiasakan diri melakukan ibadah yang sunnat-sunnat, karena dengan ibadah yang sunnat-sunnat ini Allah akan mencintai hambaNya. Sebagaimana dinyatakan Allah Swt. Dalam sebuah Hadits Qudsi ”Diriwayatkan dari Abi Hurairah berkata ”Rasulullah SAW. bersabda; Allah berfirman Barang siapa yang menyakiti wali kekasih Ku maka dia sungguh telah menyakiti-Ku dengan serangan peperangan, hamba-Ku tidak melakukan pendekatan kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dibandingkan dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tiada henti melaksanakan kesunnahan sehingga Aku mencintainya., Jika Aku sudah jatuh cinta kepada hamba-Ku maka Aku menjadi pendengarannya, pandangannya adalah pandanan-Ku, Aku merupakan kepanjangan tangannya, Aku merupakan kaki yang digunakan untuk berjalan, jika dia meminta kepada-KU pasti Aku akan memberinya, dan jika dia meminta perlindungan maka Aku akan melindunginya kau tidak akan tertolak terhadap sesuatu sementara Aku adalah Pelaku penolakan terhadap jiwa mukmin, hamba-Ku tidak suka terhadap kematian sementara Aku tidak suka terhadap perbuatan jelek hamba-Ku.” Hilyat al-Auliya’ wa Thabaqat al-Ashifiya’, Juz 1, Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini Dengan melazimkan melaksanakan yang sunnat-sunnat Allah Swt. Mencitai hamba-Nya, dan jika hamba-Nya berdo’a niscaya diijbah-Nya. Kedua, berdo’a kepada Allah Swt. Pada saat sujUd di dalam sholat, karena menurut Rasulullah Saw. sedekat-dekat hamba Allah kepada-Nya adalah pada saat sujud, maka perbanyaklah BERDO’A. Ketiga, adapun do’a yang diajarkan Rasulullah Saw. di dalam sujud, diantaranya; ALLAAHUMMA AINNII ALA ZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI IBADATIKA. Artinya; Ya Allah tolonglah aku agar aku ini senantiasa ingat zikir kepada Engkau, bersyukur kepada Engkau dan membaguskan ibadahku terhadap Engaku. Dengan kiat di atas insyaa Allah seseorang dikendaki Allah menjadi hamba-Nya yang baik dengan dianugerahi oleh Allah Swt Taufiq. Menurut Rasulullah Saw. IZAA ARODALLAHU BI’ABDIN KHOIRON ISTA’MAALAHU, QOOLA; KAIFA YASTA’MILUHU YAA RASUL? QOLAA; YUAFFIQUHU LA AMALIN SHOLIHIN QOBLAL MAUT.” Artinya ”Jika Allah Swt menghendaki hamba-Nya menjadi orang baik niscaya dilakukan Allah baginya. Sahabat bertanya; Bagaimana Allah melakukannya Yaa Rasul, dijawab oleh beliau; Allah Swt. Memberikan Taufq kepada orang itu sehingga mudah saja baginya melakukan amal-amal sholeh sebelum dia wafat.” Maka baginya berjamah di masjid menjadi mudah, melaksanakan sholat Tahajjud, Dhuha dll menjadi amalan rutin dan berkesinambungan. * Update COVID-19 8 Juni 2023.
bagaimana cara menunjukkan ketaatan kepada allah swt